BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
Formalin sudah sangat
umum digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Di sektor industri sebenarnya
formalin sangat banyak manfaatnya. Formaldehid memiliki banyak manfaat, seperti
anti bakteri atau pembunuh kuman sehingga dimanfaatkan untuk pembersih lantai,
kapal, gudang dan pakaian, pembasmi lalat dan berbagai serangga lain. Dalam
dunia fotografi biasaya digunakan untuk pengeras lapisan gelatin dan kertas.
Bahan pembuatan pupuk dalam bentuk urea, bahan pembuatan produk parfum,
pengawet produk kosmetika, pengeras kuku dan bahan untuk insulasi busa.
Formalin juga dipakai sebagai pencegah korosi untuk sumur minyak.. Di bidang
industri kayu sebagai bahan perekat untuk produk kayu lapis (plywood). Dalam
konsentrasi yag sangat kecil (<1 persen) digunakan sebagai pengawet untuk
berbagai barang konsumen seperti pembersih rumah tangga, cairan pencuci piring,
pelembut, perawat sepatu, shampoo mobil, lilin dan karpet. Di industri
perikanan, formalin digunakan untuk menghilangkan bakteri yang biasa hidup di
sisik ikan.
Formalin diketahui
sering digunakan dan efektif dalam pengobatan penyakit ikan akibat ektoparasit
seperti fluke dan kulit berlendir. Meskipun demikian, bahan ini juga sangat
beracun bagi ikan. Ambang batas amannya sangat rendah, sehinggga terkadang ikan
yang diobati malah mati akibat formalin daripada akibat penyakitnya. Formalin
banyak digunakan dalam pengawetan specimen ikan untuk keperluan penelitian dan
identifikasi. Di dunia kedokteran formalin digunakan untuk pengawetan mayat
manusia untuk dipakai dalam pendidikan mahasiswa kedokteran. Untuk pengawetan
biasanya digunakan formalin dengan konsentrasi 10%.
Besarnya manfaat di
bidang industri ini ternyata disalahgunakan untuk penggunaan pengawetan
industri makanan. Biasanya hal ini sering ditemukan dalam industri rumahan,
karena mereka tidak terdaftar dan tidak terpantau oleh Depkes dan Balai POM
setempat. Bahan makanan yang diawetkan dengan formalin biasanya adalah mi
basah, tahu, bakso, ikan asin dan beberapa makanang minnya. Formalin adalah
larutan yang tidak berwarna dan baunya sangat menusuk. Di dalam formalin
terkandung sekitar 37 persen formaldehid dalam air, sebagai bahan pengawet
biasanya ditambahkan metanol hingga 15 persen. Bila tidak diberi bahan pengawet
makanan seperti tahu atau mi basah seringkali tidak bisa tahan dalam lebih dari
12 jam.
B. Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar
belakang masalah di atas, dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini,
yaitu :
1. Apakah
formalin itu?
2. Apakah
dampak makanan yang mengandung formalin bagi kesehatan?
C. Tujuan
Tujuan
penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.
Untuk memenuhi tugas mata pelajaran KIMIA
2.
Untuk mengetahui dampak makanan berformalin bagi kesehatan
3.
Untuk menambah pengetahuan dan diharapkan bermanfaat bagi kita semua.
D.
Manfaat Penelitian
Penelitian ini mempunyai manfaat
teoretis dan praktis.
1. Manfaat
Teoretis
Secara teoretis penyusunan makalah ini dapat menambah
pengetahuan kita tentang senyawa karbon dalam kehidupan sehari-hari, terutama
tentang formalin.
2.
Manfaat Praktis
Secara praktis, penyusunan makalah ini diharapkan dapat
menambah pengetahuan kebahasaan bagi peneliti dan pembaca.
a.
Peneliti
Bagi
penulis, penelitian ini memberikan masukan serta menjadi acuan untuk pembuatan
makalah berikutnya.
b.
Pembaca
Bagi
pembaca, penelitian ini memberikan penjelasan tentang formalin pada makanan.
E. Sistematika penulisan Makalah
Untuk memberikan
gambaran terperinci mengenai langkah-langkah dalam penelitian ini, maka
diberikan sistematika penulisan ini sebagai berikut:
Bab I
Pendahuluan, bab
ini menguraikan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penyusunan
makalah, manfaat, dan sitematika
penulisan makalah.
Bab II, Landasan Teori, bab
ini menguraikan tentang Formalin, yang meliputi pengertian, faktor-faktor,
bentuk dan jenis korosi,dan penelitian korosi
Bab III, Penutup
yang merupakan simpulan dan saran.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN
FORMALIN
Senyawa kimia formaldehida
(juga disebut metanal, atau formalin), merupakan aldehida dengan rumus kimia H2CO, yang berbentuknya gas,
atau cair yang dikenal sebagai formalin, atau padatan yang dikenal sebagai paraformaldehyde
atau trioxane. Formaldehida awalnya disintesis oleh kimiawan Rusia
Aleksandr
Butlerov tahun 1859, tapi diidentifikasi oleh
Hoffman tahun 1867.
Pada umumnya, formaldehida terbentuk akibat reasi oksidasi katalitik pada metanol. Oleh sebab itu, formaldehida bisa
dihasilkan dari pembakaran bahan yang mengandung karbon dan terkandung dalam asap pada kebakaran hutan, knalpot mobil,
dan asap tembakau. Dalam atmosfer bumi, formaldehida dihasilkan dari aksi
cahaya matahari dan oksigen terhadap metana dan hidrokarbon lain yang
ada di atmosfer. Formaldehida dalam kadar kecil sekali juga dihasilkan sebagai metabolit kebanyakan organisme, termasuk manusia.
Formalin
merupakan salah satu pengawet yang akhir-akhir ini banyak digunakan dalam
makanan, padahal jenis pengawet tersebut sangat berbahaya bagi kesehatan.
Formalin merupakan larutan tidak berwarna, berbau tajam, mengandung formaldehid
sekitar 37% dalam air, biasanya ditambahkan metanol 10-15%.
Formalin
mempunyai banyak nama atau sinonim, seperti formol, morbicid, methanal, formic
aldehyde, methyl oxide, oxymethylene, methyl aldehyde, oxomethane, formoform,
formalith, oxomethane, karsan, methylene glycol, paraforin, poly-oxymethylene
glycols, superlysoform, tetraoxymethylene dan trioxane.
- SIFAT FORMALIN
Pengawet
ini memiliki unsur aldehida yang bersifat mudah bereaksi dengan protein,
karenanya ketika disiramkan ke makanan seperti tahu, formalin akan mengikat
unsur protein mulai dari bagian permukaan tahu hingga terus meresap kebagian
dalamnya. Dengan matinya protein setelah terikat unsur kimia dari formalin maka
bila ditekan tahu terasa lebih kenyal . Selain itu protein yang telah mati
tidak akan diserang bakteri pembusuk yang menghasilkan senyawa asam, Itulah
sebabnya tahu atau makanan berformalin lainnya menjadi lebih awet.
Formaldehida
membunuh bakteri dengan membuat jaringan dalam bakteri dehidrasi (kekurangan
air), sehingga sel bakteri akan kering dan membentuk lapisan baru di permukaan.
Artinya, formalin tidak saja membunuh bakteri, tetapi juga membentuk lapisan
baru yang melindungi lapisan di bawahnya, supaya tahan terhadap serangan
bakteri lain. Bila desinfektan lainnya mendeaktifasikan serangan bakteri dengan
cara membunuh dan tidak bereaksi dengan bahan yang dilindungi, maka
formaldehida akan bereaksi secara kimiawi dan tetap ada di dalam materi
tersebut untuk melindungi dari serangan berikutnya.
Melihat
sifatnya, formalin juga sudah tentu akan menyerang protein yang banyak terdapat
di dalam tubuh manusia seperti pada lambung. Terlebih, bila formalin yang
masuk ke tubuh itu memiliki dosis tinggi.
Masalahnya,
sebagai bahan yang digunakan hanya untuk mengawetkan makanan, dosis formalin
yang digunakan pun akan rendah. Sehingga efek samping dari mengkonsumsi makanan
berformalin tidak akan dirasakan langsung oleh konsumen.
Banyak
pihak mengingatkan formalin juga memiliki sifat karsinogen atau dapat menyebabkan
kanker.Tetapi kemunculan kanker akibat bahan berbahaya ini dengan kanker dari
penyebab yang lain hampir sulit dibedakan, keduanya membutuhkan waktu panjang untuk
menyerang tubuh manusia.
Isu
kandungan formalin dalam berbagai produk makanan mendapat tanggapan serius dari
pemerintah, karena dalam jangka panjang dapat memicu terjadinya kanker. Menurut
Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), sampai kadar tertentu,
formalin diizinkan untuk pengawet kosmetik, yaitu untuk pasta gigi maksimum
0,1% dan untuk produk kosmetik lainnya 0,2%. Ketentuan ini sesuai dengan aturan
yang berlaku secara internasional seperti ASEAN Cosmetic Directive, European
Union Directive, dan SK BPOM untuk kosmetik.
- PEMBUATAN FORMALIN
a. Persiapan bahan baku pembuatan
formalin
Metanol
cair dengan temperatur ± 30°C dipompa dari metanol tank dan dipanaskan
di preheater (MP) sampai temperatur 65°C lalu dimasukkan dalam vaporizer
(VP). Di dalam vaporizer terjadi perubahan fase dari cair menjadi gas
dengan suhu dalam vaporizer 65–75°C. Metanol gas dari vaporizer
dipanaskan lagi dengan super heater (SH) di bagian atas vaporizer
sampai suhu 95°C dan langsung dimasukkan ke mix gas (MG).
Udara
dihisap melalui air filter (penyaring udara) dengan blower.
Setelah dipanaskan dengan pemanas udara sampai suhu ±110°C lalu
dimasukkan ke dalam mix gas (MG). Steam masuk melalui steam
filter pada suhu 140 oC ke mix gas (MG).
b.
Proses
Reaksi
Udara, steam
dan metanol gas bercampur rata di mix gas pada suhu 140 oC
lalu masuk ke reaktor (RE) dengan melewati mix gas filter (MGF) untuk
menjaga agar tidak ada tetes-tetes cairan (kondensat) masuk ke reaktor.
Pada saat start
operation, temperatur katalis dinaikkan oleh heater sebagai pemanas
awal sampai suhu 400–450°C, setelah itu heater dimatikan sehingga suhu
katalis naik dengan sendirinya sampai suhu operasi yang diinginkan karena
adanya reaksi eksoterm. Di dalam reaktor terjadi reaksi pembuatan gas
formaldehid dengan bantuan katalis perak pada suhu operasi 650–700°C. Reaksi
yang terjadi sebagai berikut:
1. Reaksi oksidasi metanol
CH3OH + ½ O2
——–> CH2O + H2O
-37 kcal/mol
2. Dehidrogenasi metanol
CH3OH ———>
CH2O + H2
+21 kcal/mol
Gas formaldehide yang terbentuk
kemudian di-spray dengan larutan crude formalin 44% dengan
temperature 80 oC untuk menurunkan suhu gas formaldehid sampai
dibawah 250 oC. Spray crude formalin ini juga dapat
menyebabkan terjadinya reaksi samping yaitu terbentuknya paraform dan
asam format (formic acid). Reaksi samping yang terjadi di dalam reaktor
yaitu:
1. Reaksi pembentukan paraform (methylen
glycol)
CH2O + H2O
———> HOCH2OH (methylen glycol)
atau polymer dapat ditulis :
n CH2O + H2O
———-> HO(CH2O)n H
2. Reaksi pembentukan asam format (formic
acid)
2 CH2O + H2O
———-> HCOOH + CH3OH
(asam format) (methanol)
- Proses Absorbsi
Gas
formaldehide dari reaktor (RE) dialirkan ke bagian bawah packed tower .
Gas ini dikontakkan dengan larutan formalin 44% suhu 40 oC yang
dialirkan dari atas menara dengan bantuan distributor cairan agar larutan
formalin yang digunakan tersebar secara merata didalam packed tower dan
membasahi seluruh permukaan raschig ring sehingga penyerapan maksimal.
Hasil penyerapan di packed tower berupa
formalin cair masuk ke control tank (CT). Sisa gas yang belum terserap
di packed tower masuk ke dalam bubble cap tower yang akan
diserap oleh pure water dari atas menara. Sisa dari penyerapan itu yang
masih lolos nantinya dibakar di flare stack yang
sebelumnya melewati demister. Hasil penyerapan dari bubble cap tower
masuk ke control tank (CT).
- Proses pendinginan
Larutan crude
formalin pada control tank (CT) temperaturnya ± 80°C, karena
temperaturnya masih relatif tinggi maka didinginkan lagi dengan dilewatkan cooler
(CO). Cooler yang digunakan yaitu frame and plate dengan
temperatur keluar 40°C. Selain itu agar formalin yang terbentuk sempurna,
setelah melewati cooler larutan tersebut masuk ke crude formalin
filter (CF) baru masuk ke crude formalin tank . Kadar formalin di crude
formalin tank (T-03) sekitar 43-44%.
- Proses pengenceran
Untuk
memperoleh formalin dengan kondisi standar yang digunakan oleh PT. PAI yaitu
formalin dengan kadar 37,3% maka formalin dari crude formalin tank
diencerkan dengan menggunakan pure water di mixing tank . Setelah
terbentuk larutan formalin 37,3% disimpan dalam tangki penyimpanan.
- MANFAAT DAN KEGUNAAN FORMALIN
Formalin
selain harganya murah, mudah didapat dan pemakaiannya pun tidak sulit sehingga
sangat diminati sebagai pengawet oleh produsen pangan yang tidak bertanggung
jawab.
Hasil
survei dan pemeriksaan laboratorium menunjukkan, sejumlah produk pangan
menggunakan formalin sebagai pengawet.
Anjuran penggunaan formalin yang
benar adalah:
·
sebagai
pembunuh kuman, sehingga banyak dipakai dalam pembersih lantai, pakaian, kapal
dan gudang,
·
pembasmi
lalat dan serangga lainnya,
·
salah
satu bahan dalam pembuatan sutera buatan, zat pewarna cermin kaca dan bahan
peledak,
·
pengeras
lapisan gelatin dan kertas foto,
·
bahan
pembuatan pupuk urea, parfum, pengeras kuku dan pengawet produk kosmetik,
·
pencegah
korosi pada sumur minyak,
·
bahan
untuk insulasi busa, dan,
·
bahan
perekat kayu lapis.
Dalam konsentrasi kurang dari 1%,
formalin digunakan sebagai pengawet dalam pembersih rumah tangga, cairan
pencuci piring, pelembut, sampo mobil, lilin, dan karpet.
- BAHAYA FORMALIN BAGI KESEHATAN
Formalin
tidak boleh digunakan sebagai bahan pengawet untuk pangan. Akibatnya jika
digunakan pada pangan dan dikonsumsi oleh manusia akan menyebabkan beberapa
gejala diantaranya adalah tenggorokan terasa panas dan kanker yang pada
akhirnya akan mempengaruhi organ tubuh lainnya, serta gejala lainnya.
Bahaya bila terpapar oleh Formalin
(Dep Kes RI, 2006)
Bahaya utama
Formalin
sangat berbahaya bila terhirup, mengenai kulit, dan tertelan. Akibat yang
ditimbulkan dapat berupa luka bakar pada kulit, iritasi pada saluran
pernafasan, reaksi alergi, dan bahaya kanker pada manusia.
Ø Bahaya jangka pendek (akut)
Bila terhirup
·
Iritasi
pada hidung dan tenggorokan, gangguan pernafasan, rasa terbakar pada hidung dan
tenggorokan serta batuk-batuk
·
Kerusakan
jaringan dan luka pada saluran pernafasan seperti radang paru, pembengkakan
paru.
·
Tanda-tanda
lainnya meliputi bersin, radang tenggorokan, sakit dada yang berlebihan,
kelelahan, jantung berdebar, sakit kepala, mual, dan muntah.
·
Pada
konsentrasi yang sangat tinggi dapat menyebabkan kematian .
Bila
terkena kulit
Apabila terkena kulit maka akan
menimbulkan perubahan warna, yaitu kulit menjadi merah, mengeras, mati rasa,
dan ada rasa terbakar
Bila terkena mata
Apabila terkena mata dapat
menimbulkan iritasi mata sehingga mata memerah, rasanya sakit, gatal-gatal,
penglihatan kabur, dan mengeluarkan air mata. Bila merupakan bahan
berkonsentrasi tinggi maka formalin dapat menyebabkan pengeluaran air mata yang
hebat dan terjadi kerusakan pada lensa mata.
Bila tertelan
Apabila tertelan maka
mulut,tenggorokan, dan perut terasa terbakar, sakit saat menelan, mual, muntah,
diare, kemungkinan terjadi pendarahan, sakit perut yang hebat, sakit kepala,
hipotensi ( tekanan darah rendah ), kejang, tidak sadar hingga koma. Selain itu
juga dapat terjadi kerusakan hati, jantung, otak, limpa, pankreas, sistem
susunan saraf pusat, dan ginjal.
Ø Bahaya jangka panjang ( kronis )
Bila terhirup
Apabila terhirup dalam jangka waktu
lama maka akan menimbulkan sakit kepala, gangguan pernafasan, batuk-batuk,
radang selaput lendir hidung, mual, mengantuk, luka pada ginjal, gangguan haid
dan infertilitas pada perempuan, kanker pada hidung, rongga hidung, mulut,
tenggorokan, paru, dan otak. Efek neuropsikologis meliputi gangguan tidur,
cepat marah, keseimbangan terganggu, kehilangan konsentrasi, dan daya ingat
berkurang.
Bila terkena kulit
Apabila terkena kulit akan terasa
panas, mati rasa, serta gatal-gatal dan memerah, kerusakan pada jari tangan,
pengerasan kulit dan kepekaan pada kulit, serta terjadi radang kulit yang
menimbulkan gelembung.
Bila terkena mata
Jika terkena mata bahaya yang utama
adalah terjadinya radang selaput mata.
Bila tertelan
Jika tertelan akan menimbulkan
iritasi pada saluran pernafasan ,muntah-muntah, dan kepala pusing, rasa
terbakar pada tenggorokan, penurunan suhu badan dan rasa gatal di dada.
- DAMPAK BURUK FORMALIN BAGI TUBUH MANUSIA
·
Kulit
: Iritatif, kulit kemerahan, kulit seperti terbakar, alergi kulit.
·
Mata
: Iritatif, mata merah dan berair, kebutaan.
·
Hidung
: Mimisan.
·
Saluran
Pernapasan : Sesak napas, suara serak, batuk kronis, sakit tenggorokan.
·
Saluran
Pencernaan : Iritasi lambung, mual muntah, mules.
·
Hati
: Kerusakan hati.
·
Paru-paru
: Radang paru-paru karena zat kimia (pneumonitis).
·
Saraf
: Sakit kepala, lemas, susah tidur, sensitif, sukar konsentrasi, mudah lupa.
·
Ginjal
: Kerusakan ginjal.
·
Organ
Reproduksi : Kerusakan testis, ovarium, gangguan menstruasi, infertilitas
sekunder.
- MENGHINDARI PRODUK BERFORMALIN
Keberadaan
formaldehida sendiri ada dalam berbagai macam produk. Formaldehida juga
ditemukan pada asap rokok dan udara yang tercemar asap kendaraan bermotor.
Selain itu bisa didapat juga pada produk-produk termasuk antiseptik, obat,
cairan pencuci piring, pelembut cucian, perawatan sepatu, pembersih karpet dan
bahan adhesif. Formaldehida juga ada dalam kayu lapis terutama bila masih baru.
Kadar formaldehida akan turun seiring berjalannya waktu.
Formaldehida
secara natural sudah ada dalam bahan makanan mentah dalam kisaran 1 mg per kg
hingga 90 mg per kg.
Deteksi
formalin secara akurat baik secara kualitatif maupun kuantitatif hanya dapat
dilakukan di laboratorium. Namun demikian, untuk menghindarkan terjadinya
keracunan, masyarakat harus dapat membedakan bahan/produk makanan yang
mengandung formalin dan yang sehat. Beberapa ciri produk berformalin antara
lain:
Ikan asin:
·
Tahan
lama pada suhu kamar (25oC), lebih dari 1 bulan.
·
Warna
bersih dan cerah (tidak kuning kecoklatan).
·
Tekstur
keras, tidak berbau khas ikan asin dan tidak mudah hancur.
·
Tidak
dihinggapi lalat. Ikan basah/udang.
·
Insang
berwarna merah tua dan tidak cemerlang.
·
Warna
putih bersih dengan tekstur yang kenyal.
·
Awet
sampai 3 hari pada suhu kamar, tidak mudah busuk dan bau.
Ayam
potong:
·
Warna
putih bersih.
·
Awet
dan tidak mudah busuk.
Tahu
mentah:
·
Tekstur
kenyal, tidak padat tetapi tidak mudah hancur.
·
Awet
sampai 3 hari pada suhu kamar, tahan sampai 15 hari dalam lemari es.
·
Aroma
menyengat bau formalin (kadar 0,5-1,0 ppm).
Mi basah:
·
Mengkilat,
tidak lengket dan sangat berminyak.
·
Awet
sampai 2 hari pada suhu kamar, tahan sampai 15 hari dalam lemari es.
·
Aroma
menyengat (tidak berbau mi) dan tidak mudah basi.
Bakso:
·
Tidak
rusak selama 5 hari pada suhu kamar.
·
Tekstur
sangat kenyal.
- ANALISIS KADAR FORMALIN PADA TAHU
1. Uji
Foramlin Sederhana
Ada
beberapa metode yang dilakukan untuk pengujian kadar formalin yang terdapat di
dalam produk namun sayangnya kebanyakan metode yang dilakukan hanya bisa
dilakukan di laboratorium dan tidak bisa dilakukan oleh masyarakat awam.
Pada
makalah kali ini akan dibahas metode yang bisa dilakukan oeh masyarakat dengan
mudah yaitu,
a. Persiapkan
bahan yang akan diuji (sample) sebanyak 5 gram, alat dan bahan yang akan
digunakan. Alat yang diperlukan yaitu sebuah kompor, panci, sendok, gelas tahan
panas, sedangkan bahan yang digunakan untuk menguji sample adalah asam
kromatofat sebanyak 5 ml, aquades sebanyak 50 ml.
b. Nyalakan
kompor, lalu pasang panci dan rebus aquades hingga mendidih. Masukan sampel
yang akan diuji kedalam gelas, lalu rendam kedalam aquades yang sudah mendidih.
Masukan asam kromatofat kedalam gelas lalu aduk campuran dengan sendok. Sample
yang mengandung formalin akan ditunjukan dengan berubahnya warna air dari
bening menjadi merah muda hingga ungu. Semakin ungu berarti kadar formalin semakin
tinggi.
c. Jika
cara diatas belum menghasilkan uji yang positif, pasang kembali panci di atas
kompor, rebus aquades yang baru masukan gelas yang berisi campuran sampel
kedalam panci. Waktu perebusan selama 20 menit.
2. Cara
lain yang dapat digunakan untuk menguji formalin
Sample
diambil sebanyak 3 gram lalu ditambahkan 0.02 gram Chromotropic acid disodium
salt dehydrate (C10H6Na2O8S2.2H2O)
dan ditambahkan juga 3 ml H2SO4 pekat, kocok, kalau ungu
positif formalinnya, kalau kuning negatif.
3. Tahu
yang mengandung formalin dapat ditandai dengan :
·
Semakin tinggi kandungan formalin, maka
tercium bau obat yang semakin menyengat; sedangkan tahu tidak berformalin akan
tercium bau protein kedelai yang khas.
·
Tahu yang berformalin mempunyai sifat
membal (jika ditekan terasa sangat kenyal), sedangkan tahu tak berformalin jika
ditekan akan hancur.Tahu berformalin akan tahan lama, sedangkan yang tak
berformalin paling hanya tahan satu dua hari.
·
Tahu yang memakai pewarna buatan dapat
ditandai dengan cara melihat penampakannya. Jika tahu memakai pewarna buatan,
warnanya sangat homogen/seragam dan penampakan mengilap. Sedangkan jika memakai
pewarna kunyit, warnanya cenderung lebih buram (tidak cerah). Jika kita potong
tahunya, maka akan kelihatan bagian dalamnya warnanya tidak homogen atau
seragam. Bahkan, ada sebagian masih berwarna putih.
- CARA MENGURANGI KADAR FORMALIN PADA TAHU
Ada cara yang dapat digunakan untuk menurunkan kadar
formalin yaitu dengan cara merendam sampel dalam air selama 60 menit yang mampu
menurunkan kadar formalin sampai 61,25 persen, dengan air leri mencapai 66,03
persen, sedang pada air garam hingga 89,53 persen.
Ini artinya hanya dengan perlakuan dan pengetahuan
yang baik sebelum dikonsumsi, kadar formalin akan hilang.
Adapun untuk tahu sedikitnya ada beberapa tahap
penanganan untuk mengurangi kadar formalin, direndam dalam air biasa, dalam air
panas, direbus dalam air mendidih, dikukus kemudian direbus dalam air mendidih
dan diikuti dengan proses penggorengan.
- PERAN PEMERINTAH DALAM MEMBERANTAS PENYALAHGUNAAN FORMALIN DI INDONESIA
Peran pemerintah dalam
memberantas boraks dan formalin di Indonesia
Walaupun penyebaran boraks dan formalin di Indonesia sudah luas sekali dan sudah menjadi umum, pemerintah masih tidak mengambil langkah yang tegas dalam menangani hal ini. Buktinya bisa didapat, bahwa ternyata penggunaan formalin dan boraks sebagai bahan pengawet makanan masih merajalela.
Walaupun penyebaran boraks dan formalin di Indonesia sudah luas sekali dan sudah menjadi umum, pemerintah masih tidak mengambil langkah yang tegas dalam menangani hal ini. Buktinya bisa didapat, bahwa ternyata penggunaan formalin dan boraks sebagai bahan pengawet makanan masih merajalela.
Sebenarnya, pemerintah
sudah berusaha mengambil tindakan, yaitu dengan melalui Badan Pengawasan Obat
dan Makanan (BPOM). Beberapa langkah sudah diambil oleh BPOM, seperti :
melarang panganan permen merek white rabbit creamy, kiamboy, classic cream,
black currant, dan manisan plum; mengeluarkan permenkes no. 722/1998 tentang
bahan tambahan yang dilarang digunakan dalam pangan; dan melakukan sosialisasi
penggunaan bahan tambahan makanan yang diizinkan dalam proses produksi makanan
& minuman sesuai UU No. 23/1992 untuk aspek keamanan pangan, & UU No.
71/1996. Tetapi upaya yang dilakukan Badan POM tersebut, hanya dianggap
gertakan oleh para pedagang, karena Badan POM hanya mengeluarkan undang-undang
dan aturan. Tetapi Badan POM tidak melakukan tindakan tegas seperti memberi
sanksi tegas bagi pedagang yang masih menggunakan boraks dan formalin, bahkan
badan ini masih kurang gencar dalam melakukan razia.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan diatas, kesimpulan makalah
ini adalah sebagai berikut:
Ø Senyawa kimia formaldehida
(juga disebut metanal, atau formalin), merupakan aldehida dengan rumus kimia H2CO, yang berbentuknya gas,
atau cair yang dikenal sebagai formalin, atau padatan yang dikenal sebagai paraformaldehyde
atau trioxane.
Ø Pembuatan formalin
·
Persiapan bahan baku pembuatan formalin
·
Proses Reaksi
·
Proses Absorbsi
·
Proses pendinginan
·
Proses pengenceran
Ø Dampak
buruk formalin bagi tubuh manusia
·
Kulit
: Iritatif, kulit kemerahan, kulit seperti terbakar, alergi kulit.
·
Mata
: Iritatif, mata merah dan berair, kebutaan.
·
Hidung
: Mimisan.
·
Saluran
Pernapasan : Sesak napas, suara serak, batuk kronis, sakit tenggorokan.
·
Saluran
Pencernaan : Iritasi lambung, mual muntah, mules.
·
Hati
: Kerusakan hati.
·
Paru-paru
: Radang paru-paru karena zat kimia (pneumonitis).
·
Saraf
: Sakit kepala, lemas, susah tidur, sensitif, sukar konsentrasi, mudah lupa.
·
Ginjal
: Kerusakan ginjal.
·
Organ
Reproduksi : Kerusakan testis, ovarium, gangguan menstruasi, infertilitas
sekunder.
B. SARAN